“Luka yang Tak Terlihat: Kasus Bullying di Depok dan Kegagalan Kita Memahami Pendidikan Inklusif” Beberapa waktu lalu, Indonesia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit tentang potret buram pendidikan kita. Seorang siswa berkebutuhan khusus di SMP Negeri 8 Depok menjadi korban perundungan (bullying) yang berujung pada tindakan menyakiti diri sendiri. Insiden ini terjadi saat peringatan Hari Kesaktian Pancasila, sebuah ironi yang pahit: ketika kita mengenang keteguhan nilai Pancasila, di saat yang sama ada anak bangsa yang justru kehilangan rasa aman di institusi yang seharusnya melindunginya. Korban, seorang siswa laki-laki berusia 15 tahun berinisial R, diketahui diterima melalui jalur inklusi. Ini artinya, sekolah tersebut secara administratif telah menyatakan kesiapan untuk menerima dan mendidik siswa berkebutuhan khusus. Namun, yang terjadi kemudian menunjukkan bahwa kesiapan administratif saja tidak cukup. Tidak adanya dukungan psikososial yang memadai, tidak adanya sistem perli...